Sabar: Kebahagiaan Tanpa batas


BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
saya memulai tulisan ini dengan memohon ampun kepada Allah dan berdoa agar tulisan ini dapat bermanfaat begi saya dan bagi saudara semuanya.
Bismillahir rahmanir rahim.
Maafkan saya jika kembali memberi nasihat dipagi ini. Sungguh menuntut ilmu tidak sesulit mengamalkannya.
SABAR, KEBAHAGIAAN TANPA BATAS
Saudaraku, menuntun hati untuk selalu regar dan bersabar bukan hal yang jarang kita dengar. Hampir setiap minggu dikajian islam dan acara-acara motivasi kita selalu mendengarnya.
Sabar adalah percaya, bahwa Allah itu ada. Sabar itu bukan menyerah tanpa keringat, dan juga bukan perjuangan yang sia-sia. Karena tak ada yang si-sia jika seorang hamba mengingat-Nya. Begitulah kukunya konsepsi islam mengajarkan kepada kita.
Jika hati dan diri ini terlalu angkuh memaksakan kehendak, maka sabar itu sudah hilang. Kosong tanpa sisa. Umumnya manusia jika terlalu berambisi maka dia tidak lagi menjalin hubungan rutinnya dengan Allah yang dulunya terasa indah dan romantis. Tidak ada lagi doa yang dia bisikkan disepertiga malam, tidak ada lagi lisan yang selalu basah dengan ucapan memuji-Nya. Ini semua terjadi karena fikiran kita sudah dibayangi dengan abmisi yang sebenarnya masih abstrak karena tidak menjaga hubungan baik dengan Allah.
Iman terbagi dua separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. Begitulah Baihaqi merangkum ucapan mulia Rasulullah.
Bukan hal yang remeh tentang bersabar, dia memenuhi separuh dari ukuran iman. Sabar menjadi pengukur setaat apakah hambanya jika diuji baik dengan sedikit kesulitan ataupun dengan kebahagiaan. Apakah disaat sulut dan susah dia mengingat Allah yang tidak pernah alpa dan lalai memberikannya sesuap nasi. Apakah disaat bahagia dan mudah dia ingat siapa yang memberikan kenyamanan itu.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.. inilah penegasan Allah dalan surah Albaqaharah ayat 186.
Jika dengan allah saja kita tidak percaya, maka sehancur apa sebenarnya hati ini?
Sukses tidaknya seseorang dalam mengatasi ujian dan rintangan hidup ini bukan hanya terukur dari sekuat apa ambisi dan usahanya, tapi sebagik apa dia mempercayai Allah sebagi tuhannya dan seindah apa hubungan di dengan-Nya.
Jikapun diuji dengan kesulitan, mak bukan berarti Allah tidak sayang kepada hambanya. Justru Allah membuktikan rasa itu bengan menurunkan ujian kepada kita. Karena Allah rindu mendengar rintihan kita saat mengadu padanya.
ketika Allah memberi beban diatas bahumu, janganlah mengeluh lalu minta untuk diringankan beban itu. Justru Allah memberikan beban itu karena Allah ingin membuat bahumu kuat menangkatnya.
Bukankah kita perlu menunggu ditengah dinginnya hujan untuk melihat indahnya pelangi?
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah 94:6)

Lantai 4 Perpustakaan Pusat UGM, Yogyakarta

Komentar

Postingan Populer