MEREKA BAHAGIA DISANA | SYUHADA


BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Segala untaian Puji dan Kalimat Syukur hanya pantas kita ucapkan untuk-Nya, Allah Subhanahu Wata’ala. Dialah Allah Ar-Rahman Ar-Rahim yang membagikan rasa kasih sayang kepada semua hamba-Nya tanpa melihat taat dan ingkarnya. Dialah Allah Al-Malik Al-Quddus, Dzat Maha Suci yang memiliki dan merajai seluruh semesta dunia. Dialah Allah Al-‘Aziz Al-Jabbar  yang Maha Gagah lagi Perkasa. Dialah Allah Al-Khaliq Al-Bari’ sang Maha Pencipta dan Maha Penata. Dialah Allah yang telah mendamaikan hati kita semua didalam teduhnya nikmat Iman dan Islam.

Shalawat dan Salam hanya pantas tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah mengatur ulang akhlak manusia dan mencontohkannya. Sungguh beliaulah sebaik-baik contoh dan idola.

Dalam paragraf-paragraf ini, kembali saya hadir disela-sela kesibukan saudara semua untuk sejenak kita berfikir mengenai Iman dan Islam. Maafkanlah, sama sekali bukan tujuan saya untuk mengajarkan. Tapi saya hanya ingin berbagi apa yang saya ketahui, agar kita bersama menikmati kebenaran dan beriringan didalam syurga-Nya. Bukankah sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain?

Saya awali dengan salam damai dari syurga: Assalamu’alaikum Wahmatullahi Wabarakatuh.

MEREKA BAHAGIA DISANA | SYUHADA

Dihati mereka ditanamkan pesan Tauhid yang indah dan kerinduan mendalam ingin berjumpa dengan Allah. Shalat mereka khusyu’ dan lama. Dzikir mereka lirih sekali-kali terdengar. Do’a mereka terselip kepasrahan yang dalam. Saat membaca Al-Quran, kadang tatapan mereka kosong dan wajahnya pucat, mereka takut akan panasnya neraka Allah, mereka takut pehinya azab Allah. Sesekali bibir mereka tersenyum memancarkan aura bahagia, membaca janji Allah bagi mereka yang yakin di jalan-Nya. Allah menceritakan defenisi dan keindahan Syurga. Hati mereka bergetar ketika membaca ayat-ayat yang mengulas taqwa, tubuh mereka berguncang takut ketika membaca tentang orang yang munafiq, yang telah dikunci mati hatinya oleh Allah sehingga tidak bisa menangkap cahaya hidayah.

Kesederhanaan tampak jelas dalam kehidupannya, bukan mereka pelit dengan kepentingan sendiri, tapi lebih mengutamakan berbagi. Ada kebahadiaan yang sangat besar dari kesederhanaan itu. Tidak bisa dilukiskan. Apaliagi dengan kata-kata.

Jika datang waktunya untuk siaga, mereka sigap dan cekatan. Jika musuh Allah datang menyerang mereka bertakbir menggetarkan dinding-dinding langit.

Ketika waktu perjumpaan itu tiba. Mereka menganggapnya romantis. Allah menunggu mereka dipintu Rahmat-Nya. Malaikat mengiringi ruh yang telepas dari jasad itu. Perlahan tubuh mereka kaku, ada cahaya yang keluar. Wajahnya tetap tersenyum walau sudah tak bernyawa.

Kini janji Allah telah nyata dirasakannya, seluruh syurga dipersiapkan untuknya. Telaga Kautsar merindukan tubuh mereka. Kilauan permata dan pakaian Syurga merindukan tubuh mereka. Cahaya emas dan perak merindukannya, agar bisa menerangi langkah kaki mereka. Ranumnya buah syurga beraroma segar merindukan mereka. Kuntum-kuntum bunga di taman Syurga berlomba-lomba mekar secepatnya untuk merelakan tubuhnya dipetik mereka. Bidadari bermata jeli juga merindukan mereka.

Dengan salam terindahnya mereka berpisah dengan sabahatnya yang masih bertenpur dimedan laga. Semua saudaranya berkumpul mendo’akan jasadnya didunia, lalu dikuburkan. Baju berdarah menjadi bukti bahwa inilah cara mereka menjadi syuhada.

Telah terbayar peluh dan darah mereka yang menetes membasahi tanah bumi. Allah menukarkan semuanya dengan lebih bermakna dan mulia.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. Al-Baqarah 154).
Rasulullah SAW bersabda: “Bagi orang yang mati syahid disisi Allah mendapatkan enam keutamaan: diampuni dosanya saat pertama kali darahnya mengalir, dan ditunjukkan tempatnya di Surga, diselamatkan dari siksa kubur dan diamankan dari guncangan kubur, dan dihias-hiasi dengan perhiasan iman, dan dinikahkan dengan bidadari yang cantik jelita, dapat mensyafaati tujuh puluh orang keluarganya”.

-----

Mendengar ini semua kadang kita cemburu, namun hanya sebatas cemburu,
Mendengar ini semua kita ingin, namun hanya sebatas ingin,
Mendengar ini semua kita malu, namun hanya sebatas malu,
Mendengar ini semua air mata menetes, namun hanya sebatas menetes,
Mendengar ini semua hati menjadi trenyuh, namun hanya sebatas trenyuh...
Maka siapkah kita berjumpa dengan-Nya dengan indah?

Waktu Dhuha | Yogyakarta,
Qarel Muhammad Hawari
14 Syawal 1434 H
21 Agustus 2013 M

Komentar

Postingan Populer