Ketika Allah Rindu
Bismillahir rahmanir rahiim
Alhamdulillah, segala puji hanya pantas untuk Allah, penggenggam seluruh alam, yang menegakkan langit tanpa tiang dan bumi tanpa penopang. Shalawat dan salam terangkai untuk seorang manusia paling mulia yang menyebarkan santunnya islam ketanah Arab dan ‘Ajam.
Alhamdulillah, segala puji hanya pantas untuk Allah, penggenggam seluruh alam, yang menegakkan langit tanpa tiang dan bumi tanpa penopang. Shalawat dan salam terangkai untuk seorang manusia paling mulia yang menyebarkan santunnya islam ketanah Arab dan ‘Ajam.
saya
menawali pagi dengan simpul-simpul tafakkur yang patut untuk dibaca.
Ketika Allah Rindu
sungguh Agung dan Mulia Allah, yang mengatur jalannya kehidupan dan menetapkan rezeki setiap hambanya tanpa ada yang alpa satu pun..

ketika kondisi kita fit, keadaan
tubuh sehat dan bugar maka Allah memanggil kita dengan santun, agar selalu
memuji dan mengucapkan syukur atas nikmatnya..
ketika kita disibukkan dengan
mengurus pundi-pundi kekayaan, perhiasan, ternak, sawah dan ladang maka Allah
menegur kita dengan indah agar ingat siapa yang meminjamkan harta itu semua
kepada kita..
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). QS. Ali Imraan 14.
Tahukah engaku
wahai saudaraku, Allah rindu pada kita. Disaat kita tenggelam dalam gemerlap
harta, kesibukan yang bersifat duniawi kita selalu membusungkan dada, menegakkan
kepala tanpa pernah menoleh kebelakang, apa tujuan dari semua itu.
Dalam hadist qudsi ALLAH
berfirman: “Pergilah pada hambaku lalu
timpakanlah berbagai ujian padanya kerana AKU ingin mendengar rintihannya”
(HR.Thabrani dari Abu Umamah)
Allah sedang rindu pada rintihan
hambanya yang dulu sering, sekarang sudah jarang. Jarang sekali kita
mengingat-Nya dalam kesibukan dunia, bahkan tidak sema sekali.
Maka disaat itulah allah
menunjukkan kerinduannya lewat cobaat dan ujian yang ditimpakan kepada kita
dalam menjalani hidup didunia ini. Allah ingin sekali mendengar kembali
rintihan hamba-Nya, mengadu kepada-Nya tentang kehidupannya selama ini.
Namun seringkali, kita tidak
menggubris keirinduan itu wakau sadar ada kesulitan (ujian) yang ditaburkan
oleh Allah di jalan-jalan kita.
Disaat sehat, Allah menguji
dengan sakit. Tapi disakit itu seberapa banyak diantara kita yang mengucap
istighfar, atau berdoa, mendisiplinkan ibadah.
Saat kita diuji dengan kelaparan
beberapa saat, maka seberapa banyak diantara kita yang mengingat-Nya lalu
mengucap syukur atas rasa sehat kita dulu. Tapi ironinya, dalam keadaan lapar,
wajah kita menjadi masam lalu otak yang kotor ini hanya memberi signal kepada
makanan (nasi goreng, dll), tanpa pernah malu dan mengingat kepada pemilik-Nya.
Sungguh saudaraku, hati akan
menjadi gersang dengan serangkaian hal yang ‘meremehkan’ Allah dari segala
aspek. Hari itu akan mengeras, lebih keras dari pada batu, sehingga ketika ada
hal-hal yang lembut lagi indah masuk dihati kita, tak akan bisa, sudah
dikalahkan oleh kiatnya keburukan dan nafsu yang memupuk hati ini. Na’udzubillah..
Ingatlah saudaraku, ketika Allah
menegurmu lewat berbagai hal, ucapkan syukur terbaikmu. Ingat keagungan dan
kebesaran-Nya yang terus mengiringi hari-harimu.
Bagaimana mungkin kita dapat
hidup didunia ini jika Sang Pengasih melupakan kita? Jika begitu masih
enggankah kita bersyukur? Maka tidak akan dapat hidup seorang manusia didunia
ini tanpa rasa Syukur. Sedangkan saat kita mengucapkan Syukur saya juga atas
karunia Allah subhanahu wata’ala..
Ya Allah, ajarilah kami untuk tidak congkak dan sombong dalam luasnya
Rizki-Mu
Ya Allah, ajarilah kami untuk berbagi lewat rizki yang Engkau titipkan
kepada kami..
Ya rabb, ajarkan kami memberi sebelum meminta,
Ajarkan kami untuk jernih berfikir sebelum bertindak,
Ajarkan kami diam dalam kemarahan,
Ajarkan kami ridha dalam kesulitan,
Didiklah kami agar memiliki kelembutan hati seperti Abu Bakar
As-Shiddiq
Agar memiliki kebijaksanaan seperti Umat bin Khattab
Agar memiliki kedermawanan seperti Utsman bin Affan
Agar memiliki kecerdasan seperti Ali bin Abi Thalib..
Sekali lagi saya minta maaf
saudara-saudaraku, bukan maju mengajarkan atau dengan sombong mendikte, tapi
ini teguran bagi saya sendiri dan mudah-mudahan dengan izin Allah bermanfaat
bagi saudara-saudara semua. Karena kewajiban adalah hal yang tidak bisa
ditinggalkan walau apapun alasannya. Menyebarkan kebaikan dimanapun ia berada
adalah ciri seorang muslim..
Salam, Qarel. Setelah fajar
5 Ramadhan 1434 H
Komentar
Posting Komentar