THAILAND EPS.1: Persiapan Keberangkatan
THAILAND EPS 1: Persiapan Keberangkatan
Sudah lama sekali tidak menulis. Dulu ketika kuliah, saya sering sekali menulis esai atau sekedar catatan sebuah perjalanan dan aktivitas yang dirasa menarik. Menang benar kata orang orang, menulis dan membaca itu saling berkaitan. Artinya apa? Artinya adalah saya sudah jarang membaca, karena itulah saya hampir tidak pernah menulis. Tahun 2023 berlalu, sepertinya hanya 3 buku saja yang saya tamatkan.
Kali ini saya ingin bercerita mengenai perjalanan liburan yang menurut saya lumayan menambah pengalaman. Mungkin tulisan saya ini akan menjadi panjang dan membosankan, tapi demi skill menulis kembali diasah, saya pasrah saja. Pasrah dengan kemauan diri bahwa ini harus dipaksa.
Awal tahun 2024, saya dan istri bersepakat berwisata ke sebuah negara yang menjadi tempatnya mengambil kuliah pascasarjana. Menimba ilmu di negeri orang, Thailand. Sejak akhir bulan Oktober 2023, kami sudah merencanakan untuk berkunjung ke Negeri itu. Akhirnya setelah bersepakat, kami berdua mulai menabung, rajin mencari informasi penerbangan, tiket promo dan rate tukar Rupiah ke Bath juga sering kami pantau.
Bagi saya Thailand tentu sebuah “ensiklopedia” menarik yang belum pernah saya dalami sebelumnya. yang saya ketahui tentang Thailand dan Bangkok adalah untuk beberapa hal di Indonesia seperti Thaitea, Tomyam Thailand, ayam Bangkok, jambu Thailand, durian monthong dan lain lain.
Wawasan saya tentang Thailand tidaklah banyak. Tapi di tahun 2022 ketika istri mengenyam pendidikan magister disana, otomatis pengetahuan saya bertambah seiring dengan komunikasi kami. Bahkan saya sering menonton ulasan yang membahas tentang Thailand di sebuah channel di Youtube.
Supaya prolog tulisan ini tidak terlalu panjang dan membosankan, saya langsung masuk di hari pertama.
Tanggal 1 Januari 2024
Kegiatan kami isi dengan packing barang yang akan dibawa. Finalisasi itinerary perjalanan kami, kisaran biaya yang keluar untuk tiap aktivitas dan mempersiapkan printilan seperti tripod, baterai kamera, obat-obatan dan barang-barang lainnya.
Tanggal 2 Januari 2024
Perjalanan kami mulai dengan memesan Gocar dari daerah Tangerang menuju bandara Soetta. Setelah sholat maghrib dan makan malam kami memulai perjalan menuju bandara. Perjalanan dari rumah ke bandara cengkareng tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 50 menit. Perjalanan terhitung lancar. Hanya terjadi sedikit kepadatan di pintu tol.
Kami menumpangi pesawat Batik Air yang menurut jadwal akan terbang di pukul 23.00 malam dan tiba di KLIA (Kuala Lumpur Int’l Airport) sekitar pukul 02.00 dini hari. Ya benar, kami memilih penerbangan transit. Menagapa? Sebenarnya ini ide saya sih, sekalian tambah pengalaman saja. Saya beranggapan, transit 3 jam kami bisa eksplore banyak hal di bandara namun niat ini urung karena dilawan oleh kantuk. Akhirnya selama di bandara kami hanya mengunjungi Duty Free Market untuk beli camilan, ke toilet lalu istirahat. Jangan berpikir kalau beristirahat ketika transit akan nyaman. Dengan kursi panjang ala-ala bandara kami tidur berbaring. Sambil sayup-sayup terdengar panggilan untuk penerbangan pesawat lain.
Selama penerbangan menuju Kuala Lumpur berjalan lancar. Kami memilih Batik Air Malaysia (dulunya bernama Malindo Air). Peragaan keselamatan oleh pramugari berbahasa Melayu dan Inggris. Itu saja bedanya dengan Batik Air Indonesia. Selebihnya sama.
Dalam tidur yang tidak benar-benar lelap di KLIA akhirnya tibalah panggilan yang kami tunggu yaitu penerbangan KUL-DMK. Kami menaiki pesawat dengan pengecekan standar, x-ray bandara. Bedanya adalah mengantre dengan banyak penumpang dari negara lain. Kami mengetahuinya karena semua memegang paspor dan dengan warna yang beragam..
Penerbangan kami menuju Bangkok berjalan lancar, beberapa kali terasa turbulensi namun tidak sampai menimbulkan kecemasan yang besar.
Peta visualisasi penerbangan CGK-DMK dengan rute trasnit di KLIA
Untuk memudahkan visualisasi perjalanan saya tampilkan peta diatas. Kami memilih landing di Bandara Don Mueang tentu dengan pertimbangan biaya. Kalau memilih pesawat Garuda Indonesia, Thai Airways atau Malaysia Airlines tentu lami landing di bandara Suvarnabhumi. Kedua bandara ini masih berada di wilayah Bangkok, berjarak sekitar 32 KM.
Kami landing di Bandara Don Mueang pukul 8 pagi waktu setempat. Pengambilan bagasi berjalan lancar, tidak menunggu lama, hanya berkisar 10 menitan koper kami sudah kelihatan. Setelah memastikan semua barang yang dibawa telah lengkap dan tidak ada koper yang tertinggal kami menuju pengecekan imigrasi untuk stempel paspor. Dalam hati saya sudah menyiapkan beberapa jawaban normatif jika ada wawancara kecil di loket imigrasi itu. Biasanya seputar stay berapa lama, menginap dimana atau tujuan kunjungan ke Thailand apa. Tetapi sama sekali tidak ada pertanyaan dari petugas. Baguslah, menghemat waktu.
Kami ke ATM yang masih berada di lingkungan bandara untuk mengambil uang Bath (selanjutnya saya sebut THB). Tujuan kami adalah sarapan. Tentu saja, terakhir kami makan yaitu makan malam ketika masih di Tangerang. Berkunjung di Minimarket Seven Eleven yang masih berada di gedung bandara, kami mengambil beberapa makanan yang bisa dipanaskan dan memesan minuman hangat untuk mengganjal perut yang lapar ini. (Bersambung ke Thailand Eps 2)
Komentar
Posting Komentar