Salah ambil


Hari ini jadwal saya ke Balikpapan, untuk menjenguk salah satu PSN-nya Presiden Jokowi. Ada hal menarik dan baru pertama kali saya alami.

Ini bukan pertama kalinya saya ke Balikpapan dan bukan pertama kalinya saya naik pesawat pula. Keberangkatan saya dari Soetta terminal 1C. Di tiket yang saya beli tertera bahwa pesawat yang saya naiki lepas landas pukul 10.50 WIB dan saya turun dari gocar pukul 10.28. Sangat genting sekali. Ketibaan saya di terminal ini disambut dengan pengumuman memanggil manggil nama saya utk naik pesawat. Sementara saya cetak boarding pass juga belum.

Antrian di depan saya salip. Dengan kata "Pak maaf bu maaf nama saya sudah di panggil" mantra ini saya ulang berkali kali sebagai pelicin. Sepertinya ada kaki yang terlindas roda koper saya karena koper saya seret entah gimana posisi nya sudah.

Ketemu metal detector. Saya lepaskan ranselndan koper saya letak. Dompet masih disaku dan tali pinggang tidak saya lepas. Bismillah semoga aman. Trus handphone saya pegang saja. Ternyat petugas meminta agar diletakkan dalam box. Saya bingung nencari box lalu saya selip saja hp di box seorsng ibu muda dibelakang saya. Selanjutnya saya melenggang ke gerbang metal detector.

Nama saya masih bergema dipanggil panggil memantul kemana mana. Selanjutnya hp saya ambil dari box dan ransel saya pakai lalu koper diseret. Lari ke petugas check in citilink. Sebelumnya saya sudah check in online.

Ketika saya berlari sesekali saya lihat hp yang saya pegang utk pastikan bahwa layar nya telah saya standby kan utk menampilkan lembaran check in. Lalu hp saya berubah menjadi S9 Plus besutan samsung yang mahal itu. Saya terigat ini pasti hape ibu muda itu.

Saya putar arah. Lari ke metal detector tadi lalu bilang gini "Pak ini hp siapa ya. Saya salah ambil.  "ooh hape ibu jlbab biru. Kata petugas. Sini saya antar. Setengah berlari kami mencari ibu itu, hanya berjarak 20 meteran saja ternyata. Bu maaf hp nya ketuker. Iya ini hapenya. Percakapan yang aneh. Tanpa makasih tanpa pamit saya kembali lari. Saya pandangi lekat lekat. Ibu itu bukan warna biru bajunya. Tapi warna hijau. Beneran hijau!

Antrian boarding saya tembus antial metal detector saya tembus. Dengan mantra di atas yang di ulang ulang.

Setibanya diruang tunggu saya ke meja informasi dan tanya pesawat balikpapan di pintu berapa. Pintu 3 pak. Koper saya tenteng karena ga bisa masuk bagasi kata petugasnya. Ukuran koper saya kapasitas 20 kg. Tapi isinya mungkin hanya 8 kg saja. Gaapapa mba saya masukkan kabin saja

Terus lari terus lari menuju pintu 3 dan petugas tergopoh gopoh menanyakan identitas dan koper. Pak pinjam boarding pass nya kopernya saya bantu masukkan kedalam. Oke pungkas saya.

Selanjutnya saya dapatkan selembar kertas utk ditukarkan dengan koper nantinya setiba di sepinggan.

Walhasil saya masuk pesawat menuju kursi yang saya tempati. Seisi kabin menatap saya dan ternyata saya lah penumpang terakhir yang masuk pesawat. Seorsng bapak gemuk tanya kesaya "salah terminal ya pak?" Enggak pak memang saya yang telat. Saya jam 9 masih di Cawang. Oh, kami tertawa kecil saja.

Saya tatap layar handphone. Pukul. 10.40. Nice Qarel.

Bismillahi majreha wa mursaha inna rabbi laghafurur rahim.

Didalam kabin dibagikan muffin rasa pisang cokrlat dan pandan. Promosinya lucu ada 2 petugas memegang nampan karton. Satu petugas bilang gini " silahkan bu bapak di ambil satu boleh dua boleh tiga boleh. Sementara satu petugas lagi yang wanita sahutnya gini silahkan ibu bapak tujuh boleh delapan boleh sembilan juga boleh.

*saya cerita karena akhirnya berhasil naik pesawat. Kalau ketinggalan ya hmmm....


- ditulis diketinggan 35.000 kaki menuju sepinggan.

24 Okt 18 

Komentar

Postingan Populer