MALAYSIA #II

Lanjutan Malaysia #1



Sudah lama sekali rasanya tidak kembali menulis. Saat buka-buka blog kembali (qarelhawari.blogspot.com), tulisan terakhir saya di unggah 18 Juni 2014. Artinya sudah lebih dari 8 bulan tidak menulis. Memang melalui semester III perlu tenaga ekstra. Di semester itu bisnis Kufi saya melambung tinggi (sebuah kesyukuran) namun dilain sisi mata kuliah dengan jadwal praktikum dan asistensi tidak mau kompromi. Belasan kali begadang demi tugas dan order Kufi. Pesanan kufi terbentang dari Sabang sampai Sulawesi, bahkan juga Nusa Tenggara Barat, yang lebih menggoyahkan hati adalah saat Qarel Al-Hawary Art (perusahaan desain kufi yang saya kelola secara personal) diajak kerja sama mendesain ornamen Bank Syariah di Yogyakarta.
Penghasilan dari 3 bulan usaha kufi saya bisa dijadikan obat hati yang terlalu rindu berkumpul dengan keluarga di Langsa. Jika di nominalkan maka bisa membeli tiket pesawat Garuda Indonesia Jakarta-London pulang-pergi. (kalau mau baca Malaysia #I, buka http://qarelhawari.blogspot.co.id/2015/04/malaysia-1.html.

---
 MALAYSIA #II


Saya turun tangga lalu singgah sebentar ke kumpulan merpati. Berlari lari disana seperti orang kampungan. Sekawanan merpati terbang berserak-serak. Banyak sekali pengunjung yang membawa biji jagung dan menebarkanya disekeliling agar merpati hinggap disekelilingnya lalu meminta temannya agar difoto.

Kini saatnya pulang. Memasuki stesen Batu Caves kami berhenti sejenak untuk beli es krim Milo. Ini unik dan langka bagi saya. Sepanjang didalam KTM saya tertidur. Hingga beberapa menit lagi sebelum sampai stesen UKM barulah saya bangun. Naik motor lalu menuju flat. Kebetulan di depan Pusat Hentian Kajang ada pasar malam. Maka makan malam kami kali ini khas Indonesia, sate padang. Rasanya sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat malaysia, jadi agak aneh. Sebenarnya tidak aneh, tapi saya saja yang belum terbiasa.
------
hari ini adalah hari jum’at. Semalam tidur saya pulas sekali. Azan tidak terdengar, subuh di flat. Tidak di surau seperti kemarin. hari ini jadwal yang kami susun adalah menuju Putrajaya dan shalat di masjid Putra.

Sekitar pukul 10.30 kami beranjak keluar flat menuruni tangga. Tentunya sudah mandi dan bersiap siap untuk pertualangan lagi. Pagi ini singgah sebentar ke foto copy untuk menjilid berkas desertasi yang sudah direvisi Bang Syukri, karena hari ini akan diantar ke Profesor pembimbingnya di kampus. Maka jelaslah usai jilid-menjilid motor dipacu ke Fakulti Pendidikan, UKM, tentu saja saya mendapat WIFI super cepat disana.

Sadar belum makan, diperjalanan menuju Putrajaya kami berhenti sejenak untuk mengganjal perut. Mie Goreng mamak dan es cendol kajang jadi pilihan. 

Mie goreng mamak ini kaya bumbu. Mirip rasa mie aceh namun beda (nah, mirip atau beda haha) yang bikin beda ada irisan cabe hijau yang besar dan sabuah jeruk kecil yang dipotong pinggirnya. Mie ini juga dicampur dengan potongan tahu dan tauge.

Usai menghabiskan pesanan, kami lanjutkan perjalanan menuju Putajaya. Putrajaya itu komleks pemerintahan Negara Malaysia. Semua kantor kementrian ada disitu dan juga kantor perdana menteri. Kali ini tujuan perjalanan adalah shalat di Masjid Putra. Bagi penggemar nasyid, mungkin masjid ini tidak begitu asing, video klip I’tiraf nya Raihan di masjid ini loh. Sekedar infoermasi. Pembangunan masjid ini digarap oleh Bin Laden Group, sebuah perusahaan konstruksi yang berpusat di Arab Saudi. Bin Laden Group juga lah yang terlibat dalam pembangunan Masjidil Haram di Makkah.

Lokasi masjid Putra sangat keren dan strategis. Disalah satu sisinya berhadapan dengan danau, mananya Bandar Tasik Cruise. Masjid ini dilengkapi dengan lift loh, jadi buat pengendara mobil, usai parkir di parking area di bawah masjid bisa mengguanakan lift. Posisi ruang wudhu juga ada dibawah.
 

Banyak foto yang saya ambil sebelum dan setelah shalat. Termasuk beberapa panorama taking. Mashid Putra juga dilengkapi dengan penyejuk ruangan. Hal menarik saya dapati setelah shalat biasanya ada doa bersama. Disini awalannya doa untuk keselamatan dan kesehatan Raja dan memohon agar wilayah negara diberkati. Barulah selanjutnya doa seperti biasa. Memang kesannya simpel, tapi boleh rasnya diterapkan di Inonesia untuk membentuk rasa cinta pada pemimpin dan negara. Ohya, saat Presiden Jokowi berkunjung ke Malaysia untuk mambahs mobil nasional, beliau juga shalat di sini.

Selesai shalat kami dengan mengguanakan motor berjalan jalan kembali, berhenti didepan kantor perdana menteri, spot photonya bagus. Hehe. Lalu berkeliling disepanjang jalan ini. Kiri kanannya kantor kementrian. Gedung megah dan bentuknya menarik. Kawasan Putrajaya ini terbagi dengan banyak blok blok. Disebut sebagai presint 1, presint 2 dan seterusnya. Kamu juga berhenti di depan Istana Kehakiman. Seperti biasa taking lagi. Jalan yang kami lalui ini jalan utama. Di ujungnya ada kantor Perdana menteri dan di ujung satunya ada PICC (Putrajaya International Convention Center).


Perjalanan berlanjut ke Alamanda Mall, sebuah mall yang terletak di kawasan Putrajaya. Sebebarnya hanya berjalan jalan saja dan beli makanan ringan di AEON, sekaligus temenin Bang Syukri cari aksesoris mobil. Tiba tiba tercetus ide nonon di bioskop. Haha. Akhirnya kami cari film apa yang cocok dan diputar sebentar lagi, jadi tidak menunggu terlalu lama. Pilihan film jatuh ke genre action judulnya The Vice. Subtittlenya bahasa Melayu. Karena film ini diputar 1,5 jam lagi maka makan siang dulu.

Saya bilang ke Bang Syukri agar kita makan tomyam lagi. Kebetulan di Alamanda Mall juga ada foodcourt Rasa seperti di KLCC. Maka disana kami memesan dua tomyam. Pingin puas makan tomyam disini sebelum susah dicari di jogja. Lucunya pegawai kasir tersebut orang Sigli, Aceh. Sudah lama di Malaysia. Maka rezeki di hari jumat itu adalah mendapat korting 7 ringgit. Lumayan.


Sepanjang film diputar memag saya sedikit bingung dengan subtilte bahasa melayu, tapi secara keselurahan alur cerita film dapat saya ikuti. AC studio sangat dingin. Bahasa melayu bioskop adalah pewagam. Sebelum nonton saya bertemu dengan orang Indonesia. sepertinya dia sama statusnya seperti saya, mahasiswa UI yang berlibur di sini dan kebetulan menunggu tayang film Naruto The Last. Kartun Naruto terakhir. Tetapi sayangnya film ini tidak jadi diputar di Indonesia. konon katanya karena pihak yang besangkutan belajar dari film Doraemon Standby Me yang banyak sekali link untuk mendownloadnya di internet.

Film selesai diputar, kami menuju surau di lantai atas untuk shalat ashar dan berkeliling kembali dibeberapa lokasi di mall ini yang belum selesai kami jelajahi. Menuju parkiran untuk pulang ke flat. diperjalanan hujan deras dan akhirnya berhenti di halte untuk mengenakan mantel dan kembali berkendara. Memang saya akui perjalanan pulang sangat melelahkan dan beberapa kali saya terangguk angguk karena ngantuk yang berat.

Diflat masih terasa hujan. Udara sejuk masuk dari pintu belakang. Sambil dudu beristirahat bang Syukri menawarkan untuk tethring WIFI tentu saja dengan senang hati. maka wal hasil puluhan kali notifikasi masuk dari FB,BBM, dan Instagram. 

Jumat ini penuh pengalaman baru. Sangat menarik untuk diingat dan sungguh sulit dilupakan. Rasa ta’zim syukur terpanjat kepada Allah atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada hamba, diizinkan-Nya merasakan liburan yang menarik dengan keringat sendiri.

-----
 
Ini hari keempat saya di Malaysia. Upin Ipin masih belum saya temui karen memang ini bukan pertualangan mencari Upin Ipin :D. Alhamdulillah bisa bangun sebelum azan subuh dan kembali subuhan berjamaah di surau. Pertualangan kami dimulai pagi hari, lebih awal ketimbang perjalanan di dua hari sebelumya. Tujuan kami pagi ini adalah menjelajahi Genting Highaland. Genting Highland adalah perbukitan yang masih di Negeri Selangor. Bukit ini berada pada sekitar 2000  meter diatas permukaan laut. Bang Syukri sudah lama tidak pergi Genting Highland. Terakhir adalah setahun yang lalu, ketika istri dan anak beliau berkujung ke Malaysia. Maka untuk memastikan rute yang kami tuju ini benar Bang Syukri menelfon seorang teman bernama Chen, orang Tiongkok yang sekampus dengan beliau.

Rute yang kami tuju memang jauh. Memakan waktu 1,5 jam. Maka perlu sarapan yang berkarbohidrat. Hehe. Pilihan kali ini jatuh pada nasi lemak. Kata Bang Syukri warung yang kami singgahi ini milik orang Indonesia. bahkan menunya ada pecel lele, dan ayam penyet. Nasi lemak kami santap dengan sedikit diskusi tentang kuliah saya di Jogja, kabar keluarga dan peluang S2 di Malaysia. Bang Syukri bilang, kalau saya bisa menyambung S2 disini (UKM) maka peluang untuk bekerja di luar Indonesia besar. Karena ijazah yang saya punya berasal dari 2 kampus terbaik di dua negara ( in Syaa Allah) UGM dan UKM. Sekedar info, UKM adalah kampus terbaik nomor 2 di Malaysia setelah UM (Universiti Malaya) di Kuala Lumpur. 

Lebih dari itu saya berpikir bahwa jika era pasar bebas ASEAN diterapkan, maka latar belakang pendidikan menjadi salah satu hal penting untuk dapat hidup tenang dan berkarir dengan baik di era itu. Apalagi jika bisa bekerja di Singapura. Tentu saja jika bisa bekerja disana dalam tanda kutip kita sudah menguasai ASEAN. Karena negara yang paling maju di wilayah ASEAN adalah Singapura. Hal ini sudah terasa dan terbukti sekarang. Bandara tersibuk di dunia bukan Soekarno Hatta di Indonesia, Narita di Jepang atau John F. Kennedy Airport di Amerika Serikat, tapi Changi Airport di Singapura. Singapura memang berhasil menata negara mungilnya menjadi pusat pelayanan. Harta karun mereka adalah SDM, karena tidak memiliki SDA.
 
Kembali lagi ketopik awal. Usai menyantap nasi lemak kami menuju stesen KTM di UKM. 2 tiket sudah ditangan, masuk portal dan menunggu kereta di peron. Tujuannya adalah ke KL Sentral. Saldo kartu Touch ‘n Go sudah habis, kebetulan sekali saat itu sedang ada gangguan sistem sepertinya. Beberapa kali kami ke loket untuk isi saldo kartu ini tapi tidak bisa ucap Encik petugasnya. 

Perjalanan kami lanjutkan dari KL sentral ke Stesen Gombak dengan mengguanakan LRT. Transportasi yang sama saat saya dari KL Sentral-KLCC. Stesen Gombak itu stesen terakhir yang dilalui LRT. Maka saat diperjalanan jumlah penumpang berkurang terus, hingga tinggal saya dan bang Syukri derta seberapa orang dalam gerbong.

Ini adalah pemandangan Kuala Lumpur dari kejauhan. Dengan jelas kelihatan KLCC dan KL tower. Ketahuan siapa yang tinggi J. Difoto dari dalam MRT menuju Stesen Gombak.


Sesampainya di stesen Gombak, kami menuju loket bis menuju Genting Highland. Tiket yang kami beli adalah 2 tiket pergi pulang dan 2 tiket kereta gantung pergi pulang juga. Tapi jadwal bis terdekat tiba 2 jam lagi, maka pilihan kami adalah mengikhlaskan hangus sekitar 15 ringgit dan naik taksi saat itu juga.
Anehnya didalam taksi ada satu penumpang berwajah Tiongkok didalam. Mungkin dia terburu-buru maka kami diberi harga yang miring. Supir taksi berjiwa pembalap. Beberapa kali dia memacu taksi di tikungan dengan cepat. Sementara penumpang yang satu terus bercerita kepada supir tentang pengalaman judinya yang beberapa kali menang. Bahkan ribuan Ringgit, bahakan juga menang dengan mata uang Hongkong juga Taiwan. Pembicaraannya bahasa Melayu berlogat Tiongkok, maka saya sukar untuk mengejar maksud dari pembicaraannya.

Genting Highland adalah bukit bersuhu dingin. Disana merupakan tempat lokalisasi perjudian yang dilegalkan Kerajaan Malaysia. Memang hal ini terasa aneh mengapa ada lokalisasi perjudian di sini. Dampak positifnya adalah Kerajaan bisa memberantas para pejudi berlagak preman di gang-gang atau di pinggiran jalan. Selain itu juga banyak hotel, mall, villa, dan arena permainan indoor dan outdoor. Indonesia sendiri sebenranya dulu hendak dibangun lokalisasi judi seperti denting highland di kepulauan Seribu DKI Jakarta diera Gubernur Sutiyoso, tetapi ditentang habis-habisan maka niat itu diurungkan.

Tetapi apa orang Muslim Malaysia bebas masuk lokasi judi Genting Highland? Tentu tidak, peraturannya adalah usia pengunjung adalah 21 tahun dan tidak boleh Muslim Melayu. Jujur, saya sebenarnya tertarik untuk masuk dan melihat bagaimana Casino-nya Genting Highland ini. Nanti saya bahas aar sesuai dengan jalur cerita :D

Disepanjang jalan udara mulai sejuk. Encik supir taksi mematikan AC mobil dan membuka kaca depan. Ketika itu juga udara segar masuk dan memenuhi kabin. Masih ada beberapa lokasi yang berkabut ketika saya lalui. Kabut rasanya sangat dekat dengan mata dan ingin untuk memegangnya. Ternyata jalur untuk menuju IIUM (International Islamic University of Malaysia) juga lewat jalan ini. Bahasa Melayunya adalah UIA (Universiti Islam Antarabangsa). Di IIUM banyak orang Aceh yang berkuliah disana. Salah satu orang Indonesia yang masyhur namanya yang merupakan alumni kampus ini adalah Dr. Syafi’i Antonio, beliau mengambil Master (S2) Ekonomi Islam di IIUM. Dikenal sebgai pakar ekonomi syariah di Indonesia.


Setibanya dilokasi. Kami berjalan kaki memasuki terminal kereta gantung. Kata Bang Syukri ketika musim liburan antrian bisa mengular sampai memenuhi ruangan. Alhamdulillah hanya ada belasan orang jadi tidak lama menganti. Mungkin juga karena belum memasuki jam puncak karena ini masih terhitung pagi. Ini penampakan kereta gantungnya :D
 

Saya akui memang ini perlajalan saya pertama kali menaiki kereta gantung. Indonesia juga punya kereta gantung di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Saya agak pening, mungkin ini karena pertama kali. Rasa pening saya hilang ditawar pemandangan hutan dari atas. Semuanya hijau dan sejuk dipandang mata. Menurut informasi yang saya dapat jalur kereta ini sekitar 3,4 kilometer. Disetiap kereta gantung dilengkapi dengan satu unit handy Talkie yang terhubung pada ruangan pengurus. Di atap kereta gantung terpasang antena radio dan sepetak sel surya. Energi yang didapat dari sel surya disimpan di baterai dan mengaktifkan audio informasi di dalam kereta gantung dalam 3 bahasa, Melayu, Inggris dan Tiongkok.

Tempat turunnya penumpang suah dalam bangunan. Turun dari kereta gantung kami menuju minimarket yang ada didalam untuk menghangatkan diri sebentar. Mencari sesuatu yang hangat. Mie rasa kari ayam.

Diasana ada ruang pameran berisi foto pembangunan kompels hiburan ini. Diprakarsai oleh seorang keturunan Tiongkok saya lupa namanya. Tapi saya masuk ke galeri ini.


 
Kami menuju lokasi perjudian. Di Genting Highland ada beberapa spot perjudian dan ada dalam satu bangunan. Kami menuju salah satu lokasi itu untuk sekedar melihat-lihat saja. Encik petugas memeriksa identitas Bang Syukri, lolos dan boleh masuk. Tetapi saya dilarang masuk. Usia masih terlalu muda, 18 tahun. Sementara usia minimal 21 tahun. 


 
Akhinya kami berkeliling menikmati suasana. Jarang ditemui pelancong Malaysia disini. Rata rata mereka adalah pengunjung dari luar negeri. Seperti Tiongkok, Eropa dan Arab.

Kami menuju lokasi permainan indor, saat itu lokasi permainan outdoor sedang dibangun kembali. 
Konsep permainan di sini sudah tertata dengan baik. Ada sungai kecil buatan seperti di Venisia, Italia. Sementara diatasnya terbentang rel jalur rooler coster. Saya tidak begitu tertarik dengan permainan seperti itu karena memang sudah pernah merasakannya dan ada di Indonesia.

Dibawah ada sebuah panggung yang terus ramai dinikmati pertunjukannya oleh penonton. Pertama kali saya lihat sebelum ke lantai atas ada pertunjukan sulap dari Korea Selatan. 


 
Bingung sebenarnya ingin mencoba permainan apa. Dilantai dua ada Snow World. Wahana salju buatan. Wahana ini menarik perhatian saya. Maka akhirnya saya memilih itu. Harganya RM. 27.00. setelah membeli tiket masuk petugas wahana Snow World mengarahkan pada satu ruangan untuk mengambil sepatu, jaket tebal sarung tangan yang sesuai dengan ukuran saya. Setelah koin yang petugas beri saya masukkan kedalam loker untuk membuka loker saya. Perturannya dilarang membawa kamera, tas, handphone dll. Maka handphone saya tinggal. Awalnya saya coba berpositif thinking, oh mungkin petugasnya mencegah kerusakan barang elektronik karena beku karena suhu didalam sampai -7C. Eh ternyada disana memang ada tukang potret yang jika tertarik untuk mencobanya gratis dan untuk mengambil fotonya bayar. Harganya sampai RM. 150.00. lebih mahal biaya foto+cetak ketimbang masuk wahana salju ini.
 
Bang Syukri tidak ikut masuk, beliau sudah pernah maka beliau menunggu diluar saja. Karena hanya dibatasi dengan kaca 2 lapis di salah satu sisinya. waktu yang disediakan sekitar 45 menit. Didalam kebanyakan orang bersama teman dan keluarganya. Sementara saya hanya sendiri. Haha. Disitu saya kadang merasa sedih.

Baru 10 menit didalam saya sudah merasa cukup dingin dengan suhu disana. Saya rasa 2 lapis jaket didak cukup untuk menahan dingin. Memang saya mengenakan sweater ketika ke sini. Ya menggerakkan tubuh secara maksimal menjadi cara yang paling efektif. 

Didalam wahana ini juga banyak sekali turis dari luar. Turis Eropa dan Arab mendonimasi. Mereka yang dari Eropa terlihat biasa saja. Mereka yang laki-laki memakan celana pendek selutut dan jaket yang dikenakan hanya sebagai formalitas saja. Tidak dikancingkan. Sementara yang perempuan seperti tidak meras dingin yang sangat. Hanya memakai celana pendek saja, begitu hal nya dengan jaket yang dikenakan,. Sebagai formalitas. Mungkin karena keadaan ini sesuai dengan daerah asalnya. Sementara yang bersuhu tropis dan gersang seperti Indonesia dan turis-turis Arab ya merasa dingin. Jangan berharap disini ada yang jual Wedang Ronde :D
 

Keseluruhan properti dari wahana terbuat dari es. Ada cangkir yang besar sekali dan itu terbuat dari es. Pahatan-pahatan bentuk pinguin, ornamen dan lain lain terbuat dari es. Konsepnya 2 lantai, terhubung dengan tangga yang bersudut kecil. Dari lantai 2 pengunjung bisa meluncur dengan ban karet yang digeser oleh petugas. Sensasinya sangat menarik. Saya sendiri menaiki ban seluncur itu 3 kali.

Sudah puas berkeliling dan menikmati wahana Snow World, kami mencari makan siang yang lokasin mmasih di Gengting Highland. Bang Syukri bilang disini banyak restoran penjual makanan non-halal. Jadi agar aman makan yang belambang Halal Malaysia. Maka pilihan jatuh ke KFC saja. Lebih meyakinkan. KFC dan McDonald hanya dibatasi oleh dinding kaca.
Usai santap siang kami menuju surau. Sangat mudah mencari tempat shalat di Malaysia, termasuk di Genting Highland walupun disana merupakan lokalisasi judi dan pusat hiburan.
Kami menuju kereta gantung lagi untuk pulang. Disepanjang perjalanan saya beberapa kali tergangguk-angguk lagi karen perut kenyang dan tubuh lelah. Hehehe.

Menuju stasiun bis. Bis kami datang 2,5 jam lagi. Sangat cukup untuk beristirahat. Kami menuju minimarket kecil disekitas stasiun dan beli kwaci serta milo hangat. Suhu disini sangat sejuk, maka keinginannya ngemil terus. Mungkin diginnya mirip dengan Takengon jika di Aceh atau Lembang Jika di Jawa Barat, atau bisa lebih dari itu. Satu persatu biji kwaci terkupas dan kami mengunyahnya dengan santai. Kembali lagi berdiskusi. Maklumlah, diealisme mahasiswa masih mambara. Hanya saja tingkatannya yang berbeda, saya mahasiswa Sarjana dan Bang Syukri mahasiswa Doktoral. Pokoknya sama-sama mahasiswa. Ternyata kwaci dan diskusi tak cukp untuk menawar mata saya agar membuang rasa kantuk yang masih menggelyut dimata. 30 menit saya tidur dan dibangunkan ketika bis datang menghampiri.


Didalam bis saya menikmati pemandangan senja menuju malam. Kebanyakan pemumpang terlelap. Mereka semua kelelahan seharian berkeliling di Genting Highland.

Setibanya di KL Sentral kami menuju lift ke lantai 2. Beli tiket KRL menuju Stesen UKM. Masuk portal dan menunggu kerteta datang diperon. Hanya tak sampai 3 menit KRL datang dan alhamdulillah beberapa kursi kosong. Itu menjadi sasaran saya yang sudah kelelahan “bertamasya” seharian. Kali ini saya benar benar tertidur didalam KRL dan terbangun beberapa menit lagi sebelum sampai stesen UKM.

Tiba di stesen UKM kami memacu motor dan menuju Restoran Romzie Tomyam.  Dekat dengan flat lokasinya. Pesan makan. Nasi+telur dadar+tomyam campur+tumis sawi (sebenarnya bukan swai tapi saya tidak tahu namanya, tidak dijumpai di Jogja) +teh tarik es+jus timun. Kenyaaaang alhamdulillah.

Semua teman-teman Bang Syukri yang merupakan keluarga baru saya sudah ada di flat. Saya mandi dan kembali lagi. Signal WIFI dihidupkan. Bertalu-talu pemberitahuan masuk ke Handphone. Malam itu ada tayangan bola Chelsea VS Manchester City. Penghuni flat malam itu diajak nonton bareng di salah satu kafe disekitar situ. Namanya kafenya Sheker.  Kebetulan sekali saya membawa jersey Man City, maka saya kenakan untuk menambah kemeriahan. Sementara salah satu penghuni flat ada yang memakai jersey Chelsea. Apa saya suka menonton bola? Tidak. Mengapa punya jerseynya? Saya hanya suka jerseynya tapi tidak begitu suka bola. Seusai mandi Handphone saya charge karena di Sheker ada WIFI. Lebih tepatnya saya online, bukan nonton bola. Walau sesekali teriakan goooollll menggema. Es 3 layer tea menemani saya.


 


Pukul 3 dini hari kami pulang ke flat. Mata merah tubuh melemah. Begadang di negeri orang. Tiba-tiba tempat tidur memanggil saya lalu saya datangi tiba-tiba mata tertutup. Zzzzz....Zzz..Zzz....
------
Hari kelima saya di Malaysia diawali dengan bangun kesiangan. Tetap subuhan walau telat. Padahal matahari sudah terang. Hari ini memang tidak ada jadwal hendak kemana. Tapi Bang Syukri bilang ayo bersiap siap, kita cari Mie Aceh di kawasan Chow Kit. Gayng bersambut.  Pukul 10 kami bergerak menjelajah kembali. Sudah lama tidak makan mie Aceh. Dan sudah lebih setahun tidak pulang ke Aceh. Dua kali ramadhan dan lebaran di perantauan rasanya “nikmat” sekali.
Kata Bang Syukri Chow Kit itu sebuah kawasan pasar yang banyak orang Aceh disana, malah sudah menetap lama dan berwarga negara Malaysia.

Perjalanan dimulai. Kali ini tidak menuju stesen KTM di UKM seperti yang biasa-biasa. Perjalanan menaiki bis. Maka kami ke Pusat Hentian Kajang yang jaraknya hanya terpisah beberapa blok dari flat. kami menuju bis yang sedang mananti diluar. Saya lupa tujuanya kemana tapi nanti kami turun di depan supermarket besar, Mydin namanya. Bang Syukri mengajak saya agar hari ini berprtualang dengan menumpangi bis. Katanya agar saya tahu situasi jalan sekaligus cari hal yang berbeda. Bis melaju santai, sesekali berhenti ketika penumpang menekan bel yang tersedia.



Perjalanan kami ke Kuala Lumpur memakan waktu 2 jam seingat saya. Diperjalanan Bang Syukri terlelap sementara saya celingk-celinguk melihat jalan, bangunan, papan informasi yang bahasanya masih belum bisa saya cerna secara baik.:)

Disepanjang perjalanan terlihat banyak proyek tiang monorel yang akan dihubungkan dari Kuala Lumpur ke Selangor. Untuk wilayah mana saja yang dilalui saya tidak begitu paham dan mengerti. Tapi sekarang ini untuk wilayah Kuala Lumpur monorel sudah ada. 

Kembali saya teringat tentang kabar monorel di Negara tercinta dan kabarnya sekarang akan dibangun MRT. Lalu tiang tiang monorel nya gimana ya?

Sesampainya distasiun depan Mydin kami menuju surau sebentar karena sudah azan dzuhur sekaligus meluruskan kaki. Perjalanan di lanjutkan dengan menggunakan bis yang sederhana sekali bentuknya. Kebanyakan penumpang mirip-mirip orang India. Kami menumpangi bis ini tidak lama. Selebihnya kami berjalan kaki menuju “kampung halaman” bernama Chow Kit.

Bang Syukri membawa saya ke Encik penjual Barangan, begitu orang Malaysia menyebutnya. Bentuknya kacang sebesar biji nangka yang digongseng dengan pasir dan gula. Pasirnya beser-besar dan berwarna hitam. Katanya buah ini dari Tiongkok. Di film Thailand saya pernah lihat ini, tapi di jogja tidak ada. Ini dia..





Akhirnya saya sampai di warung kopi dimana masakan khas aceh dijual, lengkap dengan kopi dan mie aceh. Kurang beruntungnya, saat itu mie aceh tidak tersedia. Maka hanya berehat dengat es teh, tasanya persis seperti teh di Aceh. Disana malah jumpa kenalan Bang Syukri. Dunia memang kecil. :D
Ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, beberapa ruas di jalan di Chow Kit ini ditutup. Puluhan ekor sapi dipotong dan dimasak bersama-sama untuk dihidangkan secara percuma kepada siapa saja yang datang. Bang Syukri bilang jumlah sapi yang dipotong sampai 60 ekor. Maka Perayaan Maulid Nabi diselenggarakan 2 kali.

Kami melanjutkan perjalanan menggunakan monorel menuju Berjaya Times Square, adalah sebuah mall sekaligus melihat apa yang menarik untuk dibungkus dan pulang. Kami membeli tiket koin plastik di koket tiket. Masuk ke stasuin kelihatan sepi. Monorel datang. Didalam padat sekali, banyak yang berdiri. Tapi alhamdulillah ada bangku kosong, mennarik untuk ditempati. :D
Sepanjang jalan saya melihat kota Kuala Lumpur dari ketinggian (tidak begitu tinggi sebebarnya) .



 


Tujuan ke Berjaya Times Square sebenarnya tidak ada. Hanya ingin jalan-jalan saja dengan suasana baru di Kuala Lumpur. Dikiri kanannya semua gegung tinggi. Hotel dan mall.

Hanya berkeliling sekaligus mencari jam tangan buat Azizi, adikasaya. Hadiah dari Bang Syukri, juga memmbeli beberapa potong pakaian. Surau di sini untuk laki laki ada di lantai 8 seingat saya.
Keluar dari BTS kami menuju Mall Sungei Wang. Suasana mulai senja. Matahari sudah menghilang. Jejaknya tidak kelihatan. Lampu-lampu bersinar seterang-terangnya. Di Sungei Wang ini jelas hanya berkeliling saja. Belum tertarik untuk membeli sesuatu lagi. Memang kaki sudah lemas sekali. Seharian berdiri dan berjalan. Nikamti saja. 

Menariknya diluar BTS tadi ada pedagang sate. Bemacam olahan. Udang, ikan, kerang, daging, cumi dll. Saya memesan beberapa tusuk lalu direbus pada wadah yang berisi air mendidih dan dituangkan saos kacang ke sate yang sudah selesai direbus. Nyam nyam nyam..

Memang jajanan pasar bergagai daerah beda-beda. Teramsuk juga disini. Waktu sudah malam. Kini saatnya pulang ke flat. kami menaiki bis kembali di depan Supermarket Mydin. Sembari menunggu bis kami masuk ke supermaret untuk beli jajanan cokelat dan oat. Banyak sekali. 

Sepanjang perjalanan dimalam hari bis terus melaju, hampir tanpa hambatan, kecuali berhenti untuk menurunkan penumpang. 

Setiba di Pusat Hentian kajang kami kembali ke Restoran Romzie Tomyam. Nasi+tomyam (lagi)+puyuh 3 rasa+teh tarik es. Sempurnalah perjalanan menjelajah sebagian Kuala Lumpur hari ini.

Kami selesai makan kami bergegas dan menuju flat. tentu saja setelah memastikan tidak ada barang yang ketinggalan. 

Di hati ini memang saya tidak banyak mengabadikan momen-momen atau berfoto. Lebih bersantai dan melihat lihat dengan mata. Sekaligus karena belum nyna kamera DSLR :p

Saya baru teringat jika besok saya harus pulang lagi ke Jogja. Ah, sayang sekali. Di flat saya kemas barang, merapikan baju, oleh-oleh. Semua telah dimasukkan kedalam ransel dan satu tas kecil yang di jinjing. Penuh sekali. Malam ini saya tidur lebih cepat dari sebelumnya. Karena besok harus bangun subuh. Kembali ke indonesia. My homeland :’)

Bang Syukri sudah menghubungi temannya agar dapat mengantarkan saya ke KLIA2 menggunakan mobil nya. Proton . Dia orang Aceh yang sedang mengambil Master di UKM. Keluarganya sudah besar di sini.

Selesai shalat subuh, bersih-bersih badan dan memastikan tidak ada yang tertinggal, kami menuju Restoran Majunnas dibawah flat. Tidak begitu jauh. Teman Bang Syukri menunggu disana. Saya sarapan disana dan selanjutnya menuju KLIA 2. 


 

Kami tiba di KLIA2. Mereka menunggu dan menemani saya hingga saya check in. Bersalaman dan pamit. Thanks Bang Syukri. Terimakasih Malaysia. Walau upin ipin tidak saya temui...
-----
Cerita saya selama beberapa hari di Malaysia memang kurang lah menarik untuk dinikmati. Karena ini hanya perjalanan seorang yang Newbie yang kebetulan diberi rezeki buat mencicipi tanah melayu. Belum bisa jauh-jauh hingga ke Eropa walaupun itu saya inginkan sebenarnya. Mazhab dan pola tulisan ini juga tidak jelas. Karena kembali lagi, sudah 8 bulan lebih saya tidak menulis sesuatu di blog. Maka saatnya saya isi konten di blog. Tujuan terpentingnya dalah menuangkan pengalaman dalam tulisan dengan lancar walaupun salah.

Akibat perjalanan ini, sayajadi “alergi” tiket promo. Selalu mencari dan sesuaikan dengan jadwal liburan. Untuk liburan semester genap ini sesuatu yang lebih berharga daripada tiket Jakarta-Keliling Eropa. Apa it? Itu tiket pulang ke kampung halaman. Itu sebaik-baik tujuan bagi saya.

Welcome semester IV. Kini kuliah saya berjalan lancar dengan rutinitas praktek yang membentuk saya menjadi Civil Engineer yang handal In Syaa Allah.. 

So, selamat nenikmati.
Yang masih newbie bangeeett dibidang traveling.
Qarel Muhammad Hawari

Komentar

Postingan Populer