MALAYSIA #II
Lanjutan Malaysia #1
---
Bingung sebenarnya ingin mencoba permainan apa.
Dilantai dua ada Snow World. Wahana salju buatan. Wahana ini menarik perhatian
saya. Maka akhirnya saya memilih itu. Harganya RM. 27.00. setelah membeli tiket
masuk petugas wahana Snow World mengarahkan pada satu ruangan untuk mengambil
sepatu, jaket tebal sarung tangan yang sesuai dengan ukuran saya. Setelah koin
yang petugas beri saya masukkan kedalam loker untuk membuka loker saya.
Perturannya dilarang membawa kamera, tas, handphone dll. Maka handphone saya
tinggal. Awalnya saya coba berpositif thinking, oh mungkin petugasnya mencegah
kerusakan barang elektronik karena beku karena suhu didalam sampai -7C.
Eh ternyada disana memang ada tukang potret yang jika tertarik untuk mencobanya
gratis dan untuk mengambil fotonya bayar. Harganya sampai RM. 150.00. lebih
mahal biaya foto+cetak ketimbang masuk wahana salju ini.
Sudah lama sekali
rasanya tidak kembali menulis. Saat buka-buka blog kembali (qarelhawari.blogspot.com), tulisan
terakhir saya di unggah 18 Juni 2014. Artinya sudah lebih dari 8 bulan tidak menulis. Memang
melalui semester III perlu tenaga ekstra. Di semester itu bisnis Kufi saya
melambung tinggi (sebuah kesyukuran) namun dilain sisi mata kuliah dengan
jadwal praktikum dan asistensi tidak mau kompromi. Belasan kali begadang demi tugas
dan order Kufi. Pesanan kufi terbentang dari Sabang sampai Sulawesi, bahkan
juga Nusa Tenggara Barat, yang lebih menggoyahkan hati adalah saat Qarel Al-Hawary Art
(perusahaan desain kufi yang saya kelola secara personal) diajak kerja sama mendesain ornamen
Bank Syariah di Yogyakarta.
Penghasilan dari 3
bulan usaha kufi saya bisa dijadikan obat hati yang terlalu rindu berkumpul
dengan keluarga di Langsa. Jika di nominalkan maka bisa membeli tiket pesawat
Garuda Indonesia Jakarta-London pulang-pergi. (kalau mau baca Malaysia #I, buka http://qarelhawari.blogspot.co.id/2015/04/malaysia-1.html.
---
MALAYSIA #II
Saya turun tangga lalu
singgah sebentar ke kumpulan merpati. Berlari lari disana seperti orang
kampungan. Sekawanan merpati terbang berserak-serak. Banyak sekali pengunjung
yang membawa biji jagung dan menebarkanya disekeliling agar merpati hinggap
disekelilingnya lalu meminta temannya agar difoto.
Kini saatnya pulang. Memasuki
stesen Batu Caves kami berhenti sejenak untuk beli es krim Milo. Ini unik dan
langka bagi saya. Sepanjang didalam KTM saya tertidur. Hingga beberapa menit
lagi sebelum sampai stesen UKM barulah saya bangun. Naik motor lalu menuju
flat. Kebetulan di depan Pusat Hentian Kajang ada pasar malam. Maka makan malam
kami kali ini khas Indonesia, sate padang. Rasanya sudah disesuaikan dengan
lidah masyarakat malaysia, jadi agak aneh. Sebenarnya tidak aneh, tapi saya
saja yang belum terbiasa.
------
hari ini adalah hari
jum’at. Semalam tidur saya pulas sekali. Azan tidak terdengar, subuh di flat.
Tidak di surau seperti kemarin. hari ini jadwal yang kami susun adalah menuju
Putrajaya dan shalat di masjid Putra.
Sekitar pukul 10.30
kami beranjak keluar flat menuruni tangga. Tentunya sudah mandi dan bersiap
siap untuk pertualangan lagi. Pagi ini singgah sebentar ke foto copy untuk
menjilid berkas desertasi yang sudah direvisi Bang Syukri, karena hari ini akan
diantar ke Profesor pembimbingnya di kampus. Maka jelaslah usai jilid-menjilid
motor dipacu ke Fakulti Pendidikan, UKM, tentu saja saya mendapat WIFI super
cepat disana.
Sadar belum makan,
diperjalanan menuju Putrajaya kami berhenti sejenak untuk mengganjal perut. Mie
Goreng mamak dan es cendol kajang jadi pilihan.
Mie goreng mamak ini kaya bumbu. Mirip rasa mie aceh
namun beda (nah, mirip atau beda haha) yang bikin beda ada irisan cabe hijau
yang besar dan sabuah jeruk kecil yang dipotong pinggirnya. Mie ini juga
dicampur dengan potongan tahu dan tauge.
Usai menghabiskan pesanan, kami lanjutkan perjalanan
menuju Putajaya. Putrajaya itu komleks pemerintahan Negara Malaysia. Semua
kantor kementrian ada disitu dan juga kantor perdana menteri. Kali ini tujuan
perjalanan adalah shalat di Masjid Putra. Bagi penggemar nasyid, mungkin masjid
ini tidak begitu asing, video klip I’tiraf nya Raihan di masjid ini loh.
Sekedar infoermasi. Pembangunan masjid ini digarap oleh Bin Laden Group, sebuah
perusahaan konstruksi yang berpusat di Arab Saudi. Bin Laden Group juga lah
yang terlibat dalam pembangunan Masjidil Haram di Makkah.
Lokasi masjid Putra sangat keren dan strategis.
Disalah satu sisinya berhadapan dengan danau, mananya Bandar Tasik Cruise.
Masjid ini dilengkapi dengan lift loh, jadi buat pengendara mobil, usai parkir
di parking area di bawah masjid bisa mengguanakan lift. Posisi ruang wudhu juga
ada dibawah.
Banyak foto yang saya
ambil sebelum dan setelah shalat. Termasuk beberapa panorama taking. Mashid
Putra juga dilengkapi dengan penyejuk ruangan. Hal menarik saya dapati setelah
shalat biasanya ada doa bersama. Disini awalannya doa untuk keselamatan dan
kesehatan Raja dan memohon agar wilayah negara diberkati. Barulah selanjutnya
doa seperti biasa. Memang kesannya simpel, tapi boleh rasnya diterapkan di
Inonesia untuk membentuk rasa cinta pada pemimpin dan negara. Ohya, saat
Presiden Jokowi berkunjung ke Malaysia untuk mambahs mobil nasional, beliau
juga shalat di sini.
Selesai shalat kami
dengan mengguanakan motor berjalan jalan kembali, berhenti didepan kantor
perdana menteri, spot photonya bagus. Hehe. Lalu berkeliling disepanjang jalan
ini. Kiri kanannya kantor kementrian. Gedung megah dan bentuknya menarik.
Kawasan Putrajaya ini terbagi dengan banyak blok blok. Disebut sebagai presint
1, presint 2 dan seterusnya. Kamu juga berhenti di depan Istana Kehakiman.
Seperti biasa taking lagi. Jalan yang kami lalui ini jalan utama. Di ujungnya
ada kantor Perdana menteri dan di ujung satunya ada PICC (Putrajaya
International Convention Center).
Perjalanan berlanjut ke Alamanda Mall, sebuah mall
yang terletak di kawasan Putrajaya. Sebebarnya hanya berjalan jalan saja dan
beli makanan ringan di AEON, sekaligus temenin Bang Syukri cari aksesoris
mobil. Tiba tiba tercetus ide nonon di bioskop. Haha. Akhirnya kami cari film
apa yang cocok dan diputar sebentar lagi, jadi tidak menunggu terlalu lama.
Pilihan film jatuh ke genre action judulnya The Vice. Subtittlenya bahasa
Melayu. Karena film ini diputar 1,5 jam lagi maka makan siang dulu.
Saya
bilang ke Bang Syukri agar kita makan tomyam lagi. Kebetulan di Alamanda Mall
juga ada foodcourt Rasa seperti di KLCC. Maka disana kami memesan dua tomyam.
Pingin puas makan tomyam disini sebelum susah dicari di jogja. Lucunya pegawai
kasir tersebut orang Sigli, Aceh. Sudah lama di Malaysia. Maka rezeki di hari
jumat itu adalah mendapat korting 7 ringgit. Lumayan.
Sepanjang film diputar memag saya sedikit bingung
dengan subtilte bahasa melayu, tapi secara keselurahan alur cerita film dapat
saya ikuti. AC studio sangat dingin. Bahasa melayu bioskop adalah pewagam.
Sebelum nonton saya bertemu dengan orang Indonesia. sepertinya dia sama
statusnya seperti saya, mahasiswa UI yang berlibur di sini dan kebetulan
menunggu tayang film Naruto The Last. Kartun Naruto terakhir. Tetapi sayangnya
film ini tidak jadi diputar di Indonesia. konon katanya karena pihak yang
besangkutan belajar dari film Doraemon Standby Me yang banyak sekali link untuk
mendownloadnya di internet.
Film selesai diputar, kami menuju surau di lantai
atas untuk shalat ashar dan berkeliling kembali dibeberapa lokasi di mall ini
yang belum selesai kami jelajahi. Menuju parkiran untuk pulang ke flat.
diperjalanan hujan deras dan akhirnya berhenti di halte untuk mengenakan mantel
dan kembali berkendara. Memang saya akui perjalanan pulang sangat melelahkan
dan beberapa kali saya terangguk angguk karena ngantuk yang berat.
Diflat masih terasa hujan. Udara sejuk masuk dari
pintu belakang. Sambil dudu beristirahat bang Syukri menawarkan untuk tethring
WIFI tentu saja dengan senang hati. maka wal hasil puluhan kali notifikasi
masuk dari FB,BBM, dan Instagram.
Jumat ini penuh pengalaman baru. Sangat menarik
untuk diingat dan sungguh sulit dilupakan. Rasa ta’zim syukur terpanjat kepada
Allah atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada hamba, diizinkan-Nya
merasakan liburan yang menarik dengan keringat sendiri.
-----
Ini hari keempat saya di Malaysia. Upin Ipin masih
belum saya temui karen memang ini bukan pertualangan mencari Upin Ipin :D. Alhamdulillah
bisa bangun sebelum azan subuh dan kembali subuhan berjamaah di surau.
Pertualangan kami dimulai pagi hari, lebih awal ketimbang perjalanan di dua
hari sebelumya. Tujuan kami pagi ini adalah menjelajahi Genting Highaland.
Genting Highland adalah perbukitan yang masih di Negeri Selangor. Bukit ini
berada pada sekitar 2000 meter diatas
permukaan laut. Bang Syukri sudah lama tidak pergi Genting Highland. Terakhir
adalah setahun yang lalu, ketika istri dan anak beliau berkujung ke Malaysia.
Maka untuk memastikan rute yang kami tuju ini benar Bang Syukri menelfon
seorang teman bernama Chen, orang Tiongkok yang sekampus dengan beliau.
Rute yang kami tuju memang jauh. Memakan waktu 1,5
jam. Maka perlu sarapan yang berkarbohidrat. Hehe. Pilihan kali ini jatuh pada
nasi lemak. Kata Bang Syukri warung yang kami singgahi ini milik orang
Indonesia. bahkan menunya ada pecel lele, dan ayam penyet. Nasi lemak kami
santap dengan sedikit diskusi tentang kuliah saya di Jogja, kabar keluarga dan
peluang S2 di Malaysia. Bang Syukri bilang, kalau saya bisa menyambung S2
disini (UKM) maka peluang untuk bekerja di luar Indonesia besar. Karena ijazah
yang saya punya berasal dari 2 kampus terbaik di dua negara ( in Syaa Allah)
UGM dan UKM. Sekedar info, UKM adalah kampus terbaik nomor 2 di Malaysia
setelah UM (Universiti Malaya) di Kuala Lumpur.
Lebih dari itu saya berpikir
bahwa jika era pasar bebas ASEAN diterapkan, maka latar belakang pendidikan
menjadi salah satu hal penting untuk dapat hidup tenang dan berkarir dengan baik
di era itu. Apalagi jika bisa bekerja di Singapura. Tentu saja jika bisa
bekerja disana dalam tanda kutip kita sudah menguasai ASEAN. Karena negara yang
paling maju di wilayah ASEAN adalah Singapura. Hal ini sudah terasa dan
terbukti sekarang. Bandara tersibuk di dunia bukan Soekarno Hatta di Indonesia,
Narita di Jepang atau John F. Kennedy Airport di Amerika Serikat, tapi Changi
Airport di Singapura. Singapura memang berhasil menata negara mungilnya menjadi
pusat pelayanan. Harta karun mereka adalah SDM, karena tidak memiliki SDA.
Kembali lagi ketopik awal. Usai menyantap nasi lemak
kami menuju stesen KTM di UKM. 2 tiket sudah ditangan, masuk portal dan
menunggu kereta di peron. Tujuannya adalah ke KL Sentral. Saldo kartu Touch ‘n
Go sudah habis, kebetulan sekali saat itu sedang ada gangguan sistem
sepertinya. Beberapa kali kami ke loket untuk isi saldo kartu ini tapi tidak
bisa ucap Encik petugasnya.
Perjalanan kami lanjutkan dari KL sentral ke Stesen
Gombak dengan mengguanakan LRT. Transportasi yang sama saat saya dari KL
Sentral-KLCC. Stesen Gombak itu stesen terakhir yang dilalui LRT. Maka saat
diperjalanan jumlah penumpang berkurang terus, hingga tinggal saya dan bang
Syukri derta seberapa orang dalam gerbong.
Ini adalah pemandangan Kuala Lumpur dari kejauhan.
Dengan jelas kelihatan KLCC dan KL tower. Ketahuan siapa yang tinggi J.
Difoto dari dalam MRT menuju Stesen Gombak.
Sesampainya di stesen Gombak, kami menuju loket bis
menuju Genting Highland. Tiket yang kami beli adalah 2 tiket pergi pulang dan 2
tiket kereta gantung pergi pulang juga. Tapi jadwal bis terdekat tiba 2 jam
lagi, maka pilihan kami adalah mengikhlaskan hangus sekitar 15 ringgit dan naik
taksi saat itu juga.
Anehnya didalam taksi ada satu penumpang berwajah Tiongkok
didalam. Mungkin dia terburu-buru maka kami diberi harga yang miring. Supir
taksi berjiwa pembalap. Beberapa kali dia memacu taksi di tikungan dengan
cepat. Sementara penumpang yang satu terus bercerita kepada supir tentang
pengalaman judinya yang beberapa kali menang. Bahkan ribuan Ringgit, bahakan
juga menang dengan mata uang Hongkong juga Taiwan. Pembicaraannya bahasa Melayu
berlogat Tiongkok, maka saya sukar untuk mengejar maksud dari pembicaraannya.
Genting Highland adalah bukit bersuhu dingin. Disana
merupakan tempat lokalisasi perjudian yang dilegalkan Kerajaan Malaysia. Memang
hal ini terasa aneh mengapa ada lokalisasi perjudian di sini. Dampak positifnya
adalah Kerajaan bisa memberantas para pejudi berlagak preman di gang-gang atau
di pinggiran jalan. Selain itu juga banyak hotel, mall, villa, dan arena
permainan indoor dan outdoor. Indonesia sendiri sebenranya dulu hendak dibangun
lokalisasi judi seperti denting highland di kepulauan Seribu DKI Jakarta diera
Gubernur Sutiyoso, tetapi ditentang habis-habisan maka niat itu diurungkan.
Tetapi apa orang Muslim Malaysia bebas masuk lokasi
judi Genting Highland? Tentu tidak, peraturannya adalah usia pengunjung adalah
21 tahun dan tidak boleh Muslim Melayu. Jujur, saya sebenarnya tertarik untuk
masuk dan melihat bagaimana Casino-nya Genting Highland ini. Nanti saya bahas
aar sesuai dengan jalur cerita :D
Disepanjang
jalan udara mulai sejuk. Encik supir taksi mematikan AC mobil dan membuka kaca
depan. Ketika itu juga udara segar masuk dan memenuhi kabin. Masih ada beberapa
lokasi yang berkabut ketika saya lalui. Kabut rasanya sangat dekat dengan mata
dan ingin untuk memegangnya. Ternyata jalur untuk menuju IIUM (International
Islamic University of Malaysia) juga lewat jalan ini. Bahasa Melayunya adalah
UIA (Universiti Islam Antarabangsa). Di IIUM banyak orang Aceh yang berkuliah
disana. Salah satu orang Indonesia yang masyhur namanya yang merupakan alumni
kampus ini adalah Dr. Syafi’i Antonio, beliau mengambil Master (S2) Ekonomi
Islam di IIUM. Dikenal sebgai pakar ekonomi syariah di Indonesia.
Setibanya dilokasi. Kami berjalan kaki memasuki
terminal kereta gantung. Kata Bang Syukri ketika musim liburan antrian bisa
mengular sampai memenuhi ruangan. Alhamdulillah hanya ada belasan orang jadi
tidak lama menganti. Mungkin juga karena belum memasuki jam puncak karena ini
masih terhitung pagi. Ini penampakan kereta gantungnya :D
Saya akui memang ini perlajalan saya pertama kali
menaiki kereta gantung. Indonesia juga punya kereta gantung di TMII (Taman Mini
Indonesia Indah). Saya agak pening, mungkin ini karena pertama kali. Rasa
pening saya hilang ditawar pemandangan hutan dari atas. Semuanya hijau dan
sejuk dipandang mata. Menurut informasi yang saya dapat jalur kereta ini
sekitar 3,4 kilometer. Disetiap kereta gantung dilengkapi dengan satu unit
handy Talkie yang terhubung pada ruangan pengurus. Di atap kereta gantung
terpasang antena radio dan sepetak sel surya. Energi yang didapat dari sel
surya disimpan di baterai dan mengaktifkan audio informasi di dalam kereta
gantung dalam 3 bahasa, Melayu, Inggris dan Tiongkok.
Tempat turunnya penumpang suah dalam bangunan. Turun
dari kereta gantung kami menuju minimarket yang ada didalam untuk menghangatkan
diri sebentar. Mencari sesuatu yang hangat. Mie rasa kari ayam.
Diasana
ada ruang pameran berisi foto pembangunan kompels hiburan ini. Diprakarsai oleh
seorang keturunan Tiongkok saya lupa namanya. Tapi saya masuk ke galeri ini.
Kami menuju lokasi perjudian. Di Genting Highland
ada beberapa spot perjudian dan ada dalam satu bangunan. Kami menuju salah satu
lokasi itu untuk sekedar melihat-lihat saja. Encik petugas memeriksa identitas
Bang Syukri, lolos dan boleh masuk. Tetapi saya dilarang masuk. Usia masih
terlalu muda, 18 tahun. Sementara usia minimal 21 tahun.
Akhinya kami berkeliling menikmati suasana. Jarang
ditemui pelancong Malaysia disini. Rata rata mereka adalah pengunjung dari luar
negeri. Seperti Tiongkok, Eropa dan Arab.
Kami menuju lokasi permainan indor, saat itu lokasi
permainan outdoor sedang dibangun kembali.
Konsep permainan di sini sudah tertata dengan baik.
Ada sungai kecil buatan seperti di Venisia, Italia. Sementara diatasnya
terbentang rel jalur rooler coster. Saya tidak begitu tertarik dengan permainan
seperti itu karena memang sudah pernah merasakannya dan ada di Indonesia.
Dibawah
ada sebuah panggung yang terus ramai dinikmati pertunjukannya oleh penonton.
Pertama kali saya lihat sebelum ke lantai atas ada pertunjukan sulap dari Korea
Selatan.
Bang Syukri tidak ikut masuk, beliau sudah pernah
maka beliau menunggu diluar saja. Karena hanya dibatasi dengan kaca 2 lapis di
salah satu sisinya. waktu yang disediakan sekitar 45 menit. Didalam kebanyakan
orang bersama teman dan keluarganya. Sementara saya hanya sendiri. Haha. Disitu
saya kadang merasa sedih.
Baru 10 menit didalam saya sudah merasa cukup dingin
dengan suhu disana. Saya rasa 2 lapis jaket didak cukup untuk menahan dingin.
Memang saya mengenakan sweater ketika ke sini. Ya menggerakkan tubuh secara
maksimal menjadi cara yang paling efektif.
Didalam wahana ini juga banyak sekali turis dari
luar. Turis Eropa dan Arab mendonimasi. Mereka yang dari Eropa terlihat biasa
saja. Mereka yang laki-laki memakan celana pendek selutut dan jaket yang
dikenakan hanya sebagai formalitas saja. Tidak dikancingkan. Sementara yang
perempuan seperti tidak meras dingin yang sangat. Hanya memakai celana pendek
saja, begitu hal nya dengan jaket yang dikenakan,. Sebagai formalitas. Mungkin
karena keadaan ini sesuai dengan daerah asalnya. Sementara yang bersuhu tropis
dan gersang seperti Indonesia dan turis-turis Arab ya merasa dingin. Jangan
berharap disini ada yang jual Wedang Ronde :D
Keseluruhan properti dari wahana terbuat dari es.
Ada cangkir yang besar sekali dan itu terbuat dari es. Pahatan-pahatan bentuk
pinguin, ornamen dan lain lain terbuat dari es. Konsepnya 2 lantai, terhubung
dengan tangga yang bersudut kecil. Dari lantai 2 pengunjung bisa meluncur
dengan ban karet yang digeser oleh petugas. Sensasinya sangat menarik. Saya
sendiri menaiki ban seluncur itu 3 kali.
Sudah puas berkeliling dan menikmati wahana Snow
World, kami mencari makan siang yang lokasin mmasih di Gengting Highland. Bang
Syukri bilang disini banyak restoran penjual makanan non-halal. Jadi agar aman
makan yang belambang Halal Malaysia. Maka pilihan jatuh ke KFC saja. Lebih
meyakinkan. KFC dan McDonald hanya dibatasi oleh dinding kaca.
Usai santap siang kami menuju surau. Sangat mudah
mencari tempat shalat di Malaysia, termasuk di Genting Highland walupun disana
merupakan lokalisasi judi dan pusat hiburan.
Kami menuju kereta gantung lagi untuk pulang.
Disepanjang perjalanan saya beberapa kali tergangguk-angguk lagi karen perut
kenyang dan tubuh lelah. Hehehe.
Menuju stasiun bis. Bis kami datang 2,5 jam lagi.
Sangat cukup untuk beristirahat. Kami menuju minimarket kecil disekitas stasiun
dan beli kwaci serta milo hangat. Suhu disini sangat sejuk, maka keinginannya
ngemil terus. Mungkin diginnya mirip dengan Takengon jika di Aceh atau Lembang
Jika di Jawa Barat, atau bisa lebih dari itu. Satu persatu biji kwaci terkupas
dan kami mengunyahnya dengan santai. Kembali lagi berdiskusi. Maklumlah,
diealisme mahasiswa masih mambara. Hanya saja tingkatannya yang berbeda, saya
mahasiswa Sarjana dan Bang Syukri mahasiswa Doktoral. Pokoknya sama-sama
mahasiswa. Ternyata kwaci dan diskusi tak cukp untuk menawar mata saya agar
membuang rasa kantuk yang masih menggelyut dimata. 30 menit saya tidur dan
dibangunkan ketika bis datang
menghampiri.
Didalam bis saya menikmati pemandangan senja menuju
malam. Kebanyakan pemumpang terlelap. Mereka semua kelelahan seharian
berkeliling di Genting Highland.
Setibanya di KL Sentral kami menuju lift ke lantai
2. Beli tiket KRL menuju Stesen UKM. Masuk portal dan menunggu kerteta datang
diperon. Hanya tak sampai 3 menit KRL datang dan alhamdulillah beberapa kursi
kosong. Itu menjadi sasaran saya yang sudah kelelahan “bertamasya” seharian.
Kali ini saya benar benar tertidur didalam KRL dan terbangun beberapa menit
lagi sebelum sampai stesen UKM.
Tiba di stesen UKM kami memacu motor dan menuju
Restoran Romzie Tomyam. Dekat dengan
flat lokasinya. Pesan makan. Nasi+telur dadar+tomyam campur+tumis sawi (sebenarnya
bukan swai tapi saya tidak tahu namanya, tidak dijumpai di Jogja) +teh tarik
es+jus timun. Kenyaaaang alhamdulillah.
Semua teman-teman Bang Syukri yang merupakan
keluarga baru saya sudah ada di flat. Saya mandi dan kembali lagi. Signal WIFI
dihidupkan. Bertalu-talu pemberitahuan masuk ke Handphone. Malam itu ada
tayangan bola Chelsea VS Manchester City. Penghuni flat malam itu diajak nonton
bareng di salah satu kafe disekitar situ. Namanya kafenya Sheker. Kebetulan sekali saya membawa jersey Man
City, maka saya kenakan untuk menambah kemeriahan. Sementara salah satu penghuni
flat ada yang memakai jersey Chelsea. Apa saya suka menonton bola? Tidak.
Mengapa punya jerseynya? Saya hanya suka jerseynya tapi tidak begitu suka bola.
Seusai mandi Handphone saya charge karena di Sheker ada WIFI. Lebih tepatnya
saya online, bukan nonton bola. Walau sesekali teriakan goooollll menggema. Es 3
layer tea menemani saya.
Pukul 3 dini hari kami pulang ke flat. Mata merah
tubuh melemah. Begadang di negeri orang. Tiba-tiba tempat tidur memanggil saya
lalu saya datangi tiba-tiba mata tertutup. Zzzzz....Zzz..Zzz....
------
Hari kelima saya di Malaysia diawali dengan bangun
kesiangan. Tetap subuhan walau telat. Padahal matahari sudah terang. Hari ini
memang tidak ada jadwal hendak kemana. Tapi Bang Syukri bilang ayo bersiap
siap, kita cari Mie Aceh di kawasan Chow Kit. Gayng bersambut. Pukul 10 kami bergerak menjelajah kembali.
Sudah lama tidak makan mie Aceh. Dan sudah lebih setahun tidak pulang ke Aceh.
Dua kali ramadhan dan lebaran di perantauan rasanya “nikmat” sekali.
Kata Bang Syukri Chow Kit itu sebuah kawasan pasar
yang banyak orang Aceh disana, malah sudah menetap lama dan berwarga negara
Malaysia.
Perjalanan dimulai. Kali ini tidak menuju stesen KTM
di UKM seperti yang biasa-biasa. Perjalanan menaiki bis. Maka kami ke Pusat Hentian
Kajang yang jaraknya hanya terpisah beberapa blok dari flat. kami menuju bis
yang sedang mananti diluar. Saya lupa tujuanya kemana tapi nanti kami turun di
depan supermarket besar, Mydin namanya. Bang Syukri mengajak saya agar hari ini
berprtualang dengan menumpangi bis. Katanya agar saya tahu situasi jalan
sekaligus cari hal yang berbeda. Bis melaju santai, sesekali berhenti ketika
penumpang menekan bel yang tersedia.
Perjalanan kami ke
Kuala Lumpur memakan waktu 2 jam seingat saya. Diperjalanan Bang Syukri
terlelap sementara saya celingk-celinguk melihat jalan, bangunan, papan
informasi yang bahasanya masih belum bisa saya cerna secara baik.:)
Disepanjang perjalanan terlihat
banyak proyek tiang monorel yang akan dihubungkan dari Kuala Lumpur ke
Selangor. Untuk wilayah mana saja yang dilalui saya tidak begitu paham dan
mengerti. Tapi sekarang ini untuk wilayah Kuala Lumpur monorel sudah ada.
Kembali saya teringat
tentang kabar monorel di Negara tercinta dan kabarnya sekarang akan dibangun
MRT. Lalu tiang tiang monorel nya gimana ya?
Sesampainya distasiun
depan Mydin kami menuju surau sebentar karena sudah azan dzuhur sekaligus
meluruskan kaki. Perjalanan di lanjutkan dengan menggunakan bis yang sederhana
sekali bentuknya. Kebanyakan penumpang mirip-mirip orang India. Kami menumpangi
bis ini tidak lama. Selebihnya kami berjalan kaki menuju “kampung halaman”
bernama Chow Kit.
Bang
Syukri membawa saya ke Encik penjual Barangan, begitu orang Malaysia
menyebutnya. Bentuknya kacang sebesar biji nangka yang digongseng dengan pasir
dan gula. Pasirnya beser-besar dan berwarna hitam. Katanya buah ini dari
Tiongkok. Di film Thailand saya pernah lihat ini, tapi di jogja tidak ada. Ini
dia..
Akhirnya saya sampai di
warung kopi dimana masakan khas aceh dijual, lengkap dengan kopi dan mie aceh.
Kurang beruntungnya, saat itu mie aceh tidak tersedia. Maka hanya berehat
dengat es teh, tasanya persis seperti teh di Aceh. Disana malah jumpa kenalan
Bang Syukri. Dunia memang kecil. :D
Ketika perayaan Maulid
Nabi Muhammad SAW, beberapa ruas di jalan di Chow Kit ini ditutup. Puluhan ekor
sapi dipotong dan dimasak bersama-sama untuk dihidangkan secara percuma kepada
siapa saja yang datang. Bang Syukri bilang jumlah sapi yang dipotong sampai 60
ekor. Maka Perayaan Maulid Nabi diselenggarakan 2 kali.
Kami melanjutkan
perjalanan menggunakan monorel menuju Berjaya Times Square, adalah sebuah mall
sekaligus melihat apa yang menarik untuk dibungkus dan pulang. Kami membeli
tiket koin plastik di koket tiket. Masuk ke stasuin kelihatan sepi. Monorel
datang. Didalam padat sekali, banyak yang berdiri. Tapi alhamdulillah ada
bangku kosong, mennarik untuk ditempati. :D
Sepanjang jalan saya
melihat kota Kuala Lumpur dari ketinggian (tidak begitu tinggi sebebarnya) .
Tujuan ke Berjaya Times
Square sebenarnya tidak ada. Hanya ingin jalan-jalan saja dengan suasana baru
di Kuala Lumpur. Dikiri kanannya semua gegung tinggi. Hotel dan mall.
Hanya berkeliling
sekaligus mencari jam tangan buat Azizi, adikasaya. Hadiah dari Bang Syukri,
juga memmbeli beberapa potong pakaian. Surau di sini untuk laki laki ada di
lantai 8 seingat saya.
Keluar dari BTS kami
menuju Mall Sungei Wang. Suasana mulai senja. Matahari sudah menghilang.
Jejaknya tidak kelihatan. Lampu-lampu bersinar seterang-terangnya. Di Sungei
Wang ini jelas hanya berkeliling saja. Belum tertarik untuk membeli sesuatu
lagi. Memang kaki sudah lemas sekali. Seharian berdiri dan berjalan. Nikamti
saja.
Menariknya
diluar BTS tadi ada pedagang sate. Bemacam olahan. Udang, ikan, kerang, daging,
cumi dll. Saya memesan beberapa tusuk lalu direbus pada wadah yang berisi air
mendidih dan dituangkan saos kacang ke sate yang sudah selesai direbus. Nyam
nyam nyam..
Memang jajanan pasar bergagai daerah beda-beda.
Teramsuk juga disini. Waktu sudah malam. Kini saatnya pulang ke flat. kami
menaiki bis kembali di depan Supermarket Mydin. Sembari menunggu bis kami masuk
ke supermaret untuk beli jajanan cokelat dan oat. Banyak sekali.
Sepanjang perjalanan dimalam hari bis terus melaju,
hampir tanpa hambatan, kecuali berhenti untuk menurunkan penumpang.
Setiba di Pusat Hentian kajang kami kembali ke
Restoran Romzie Tomyam. Nasi+tomyam (lagi)+puyuh 3 rasa+teh tarik es.
Sempurnalah perjalanan menjelajah sebagian Kuala Lumpur hari ini.
Kami selesai makan kami bergegas dan menuju flat.
tentu saja setelah memastikan tidak ada barang yang ketinggalan.
Di hati ini memang saya tidak banyak mengabadikan
momen-momen atau berfoto. Lebih bersantai dan melihat lihat dengan mata.
Sekaligus karena belum nyna kamera DSLR :p
Saya baru teringat jika besok saya harus pulang lagi
ke Jogja. Ah, sayang sekali. Di flat saya kemas barang, merapikan baju,
oleh-oleh. Semua telah dimasukkan kedalam ransel dan satu tas kecil yang di jinjing.
Penuh sekali. Malam ini saya tidur lebih cepat dari sebelumnya. Karena besok
harus bangun subuh. Kembali ke indonesia. My homeland :’)
Bang Syukri sudah menghubungi temannya agar dapat
mengantarkan saya ke KLIA2 menggunakan mobil nya. Proton . Dia orang Aceh yang
sedang mengambil Master di UKM. Keluarganya sudah besar di sini.
Selesai
shalat subuh, bersih-bersih badan dan memastikan tidak ada yang tertinggal,
kami menuju Restoran Majunnas dibawah flat. Tidak begitu jauh. Teman Bang
Syukri menunggu disana. Saya sarapan disana dan selanjutnya menuju KLIA 2.
Kami tiba di KLIA2. Mereka menunggu dan menemani
saya hingga saya check in. Bersalaman dan pamit. Thanks Bang Syukri.
Terimakasih Malaysia. Walau upin ipin tidak saya temui...
-----
Cerita saya selama beberapa hari di Malaysia memang
kurang lah menarik untuk dinikmati. Karena ini hanya perjalanan seorang yang
Newbie yang kebetulan diberi rezeki buat mencicipi tanah melayu. Belum bisa
jauh-jauh hingga ke Eropa walaupun itu saya inginkan sebenarnya. Mazhab dan
pola tulisan ini juga tidak jelas. Karena kembali lagi, sudah 8 bulan lebih
saya tidak menulis sesuatu di blog. Maka saatnya saya isi konten di blog.
Tujuan terpentingnya dalah menuangkan pengalaman dalam tulisan dengan lancar
walaupun salah.
Akibat perjalanan ini, sayajadi “alergi” tiket
promo. Selalu mencari dan sesuaikan dengan jadwal liburan. Untuk liburan
semester genap ini sesuatu yang lebih berharga daripada tiket Jakarta-Keliling
Eropa. Apa it? Itu tiket pulang ke kampung halaman. Itu sebaik-baik tujuan bagi
saya.
Welcome semester IV. Kini kuliah saya berjalan
lancar dengan rutinitas praktek yang membentuk saya menjadi Civil Engineer yang
handal In Syaa Allah..
So, selamat nenikmati.
Yang masih newbie bangeeett dibidang traveling.
Qarel Muhammad Hawari
Komentar
Posting Komentar